Selasa, 01 Desember 2009

KIBAR MERAH PUTIH MAPALA PNUP 2009

Untuk kedua kalinya, perayaan HUT RI ke-64 berbeda tahun ini di Enrekang. Pengibaran sang saka merah putih dilakukan di tebing Mandu Tontonan, Kecamatan Anggeraja, pada puncak HUT RI, Senin 17 Agustus.

Pengibaran bendera dengan ukuran 21x 12 meter tersebut dilakukan delapan anggota mahasiswa pencinta alam … (Mapala) Politeknik Negeri Makassar.

Acara tersebut mendapat perhatian ratusan warga yang penasaran ingin melihat prosesi pengibaran secara langsung, walaupun salah satu televisi swasta juga menyiarkan secara live.

Acara pengibaran bendera di tebing adalah hal yang kedua dilakukan kelompok Mapala Polteknik Makassar. Ketua Mapala Poltek neg Makassar, Ahmad mengatakan, kegiatan tersebut akan menjadi kegiatan rutin setiap tahun. “Kita selalu ingin memperlihatkan sisi nasionalisme dengan menggelar kegiatan seperti ini. Insya Allah ini akan terus berlangsung setiap tahun,” ujar Ahmad.

Mapala PNUP telah 2 tahun berturut-turut melakukan kegitan serupa ditebing ini. Hal ini yang menjadi landasan yang kuat untuk kembali melakukan pengibaran merah putih. Dengan adanya kegiatan seperti ini mudah-mudahan jiwa nasionalisme pemuda-pemudi bisa kembali berkobar seperti pahlwan-pahlawan bangsa zaman dulu.

Pada tahun sebelumnya,, merah putih berkibar pula di tebing spikul yang dilakukan puluhan anggota Federasi Panjat Tebing Se-Jawa Timur bersama anggota Komando Pasukan Katak atau Kopaska Surabaya dan Yonif 500 Raiders Malang. Beserta masyarakat setempat, mereka memilih mengibarkan Merah-Putih dengan ukuran besar ditebing yang terjal setinggi 200 Meter di Gunung Spikul, Trenggalek Jawa Timur.

^^^^^^^

Metrotvnews.com, Enrekang: Persiapan pengibaran bendera Merah-Putih di Tebing Mandu, Enrekang, Sulawesi Selatan, terus dilakukan tim Metro TV dan pencinta alam setempat, Senin (17/8) siang. Pengibaran bendera di salah satu tebing tersulit didaki di Asia itu kini mencapai 50 persen.

Bendera yang akan dikibarkan berukuran jumbo: 21 X 12 meter. Dijadwalkan bendera dibentangkan di sisi tebing yang berdiri tegak lurus setinggi 140 meter. Sejauh ini bagian bendera berwarna merah sudah bisa dilihat dari kejauhan.

Pengibaran Merah-Putih di Tebing Mandu adalah satu di antara tujuh rangkaian program Indonesia Bersatu: Kibar Sang Saka 17 Agustus. Selain di Tebing Mandu, Metro TV akan mengibarkan Merah-Putih di Istana Merdeka Jakarta; bawah laut Perairan Bunaken, Sulawesi Utara; dan gua Jomblang, Gunung Kidul, Jawa Tengah.

Sang Saka pun akan dikibarkan di kawah Tengger, Jawa Timur; Danau Toba, Sumatra Utara; dan Istana Siak, Riau.(ICH)

Jumat, 20 Februari 2009

SEJARAH MAPALA POLITEKNIK NEG. UJUNG PANDANG

MAPALA TETAP KAONAK.....!!!!!
Mapala Politeknik Negeri Ujung Pandang didirikan pada tanggal 19 April 1994. Lima Belas Tahun sudah eksist dalam bidang kepencintaalaman, banyak suka dan duka selalu setia menemani perjalannya sehingga sampai pada sebuah titik yang semula untuk dicapai. Pada perjalanannya didunia kepencinta alaman dan petualangan telah berganti nama sebanyak tiga (3) kali, nama pertamanya adalah KAMPAK (Kesatuan Mahasiswa Pencinta Alam). Nama ini kemudian oleh Birokrasi kampus terlalu sangar kerena (KAMPAK) identik dengan kekerasan. Dari nama Kampak berubah menjadi PORPALA ( Politeknik Rekayasa Pencinta Alam). Nama ini sekali lagi harus berubah dengan alasan penggunaan kata Rekayasa tidak cocok dengan kampus politeknik karena juga ada jurusan Non Rekayasa (bukan teknik) didalam, ada Akuntansi, Administrasi Niaga yang ingin bergabung. Pada tahun 1997 Nama PORPALA berubah menjadi MAPALA POLITEKNIK.

Dari sekian tahun berdirinya, tentunya ada banyak harapan-harapan yang diinginkan oleh kampus dan masyarakat, seperti perubahan pola pikir yang positif dan menjadi organisasi yang dapat bersentuhan langsung oleh masyarakat dibidang sosial.

Perubahan pola pikir yang utamanya ditujukan pada arah dan pergerkan/perjuangan mahasiswa pada jalur Kepencinta Alaman. Hal ini telah tertera pada Kode Etik Pencinta Alam.

Sampai sekarang ini MAPALA POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG (MAPALA PNUP) telah banyak bergelut dibidang Petulangan seperti Pendakian Gunung, Panjat Tebing, Penelusuran Gua dan Sosial Masyarakat. Banyaknya kegiatan yang berbau petualangan sehingga dibentuklah beberapa divisi yang membawahi bidang seperti Gunung hutan, Panjat Tebing dan Susur Gua. Dari 3 divisi ni kini berkembang memjadi 4 yaitu bidang SAR yang fokus pada penanggulangan bencana.

Harapan-harapan kedepan tentunya Mapala Politeknik dengan segenap sumber daya yang ada pastinya akan diperhadapkan oleh ke inginanan berprestasi kerah yang lebih baik. Ini tentunya memjadi harapa-harapan para pendahulunya dimapala kemudian juga menjadi harapan masyarakat berbangsa dan bernegara. (omel170MPL)

ANOA PEGUNUNGAN LATIMOJONG

Senin 1 Desember 2008 tim Ekspedisi ANOA LATIMOJONG yang terdiri dari METRO EXPEDITION(METRO TV) ditemani oleh OMEL Mapala Politeknik Neg. Ujung pandang dan Iping Mapala UNIFA Makassar. Pagi jam 5 subuh tim kami beranggotakan 6 orang berangakat dari Kampus UNIFA dengan mengendarai Mobil Metro TV menuju Kab. Enrekang Kec. Bungin. Perjalanan ditempuh kurang lebi 8 jam dengan melewati jalanan yang banyak berkelok dan berbatu. Sesampai di Kec. Bungin tim langsung berangkat menuju kedesa Sawitto, Dusun Kata’bi yang dengan jarak 12 km yang ditempuh dengan berjalan kaki.

Didusun Kata’bi menginap dirumah Pak Dusun(SArimin), malam hari kita banyak kedatangan tamu-tamu/masyarakat setempat. Karena kondisi medan yang belum kita ketahui terutama tempat Anoa biasa berkeliaran. Tim kami membutuhkan 6 orang Porter untuk mengantar sekaligus membawakan barang utamanya alat syuting.

Rabu tanggl 3 Desember
Tim berangkat menuju lokasi Anoa, hutan yang dilewati sangat lebat dan disepanjang jalan sangat banyak rotan yang siap merobek kulit kita. Perjalanan dengan penduduk sangat mengasikkan karena sepanjang perjalanan banyak bercanda dan bercerita tentang hutan dan mistik-mistiknya. Perjalanan yang seharusnya ditempuh hanya dengan satu hari menjadi terkendala karena kaki salah satu Crew Metro Xpedition agak sedikit terkilir. Jam 5 sore lokasi yang akan kita tuju masing sangat jauh(kurang lebih 4 jam). Karena kondisi fisik juga sudah mulai menurun. Dengan ditemani porter kami terpaksa harus menginap dipertengahan jalan.

Malam hari ada kebiasaan masyarakat setempat yang harus dilaksaakan bila sedang memasuki hutan. apalagi jika sedang berburu anoa. Kebiasaan yang dilakukan adalah memotong ayam, hal ini dilakukan bertujuan untuk berkah dan keselamatan semua tim dalam hutan. Keesokan harinya kita kembali akan melanjutkan perjalanan menuju lokasi dengan tanjakan yang semakin curam. Namun sebelum tim berangakat, 3 orang porter jalan duluan untuk langsung menuju lokasi dimana anoa berada. Setelah tim sampai dilokasi/camp terahir, kita langsung melakukan pengambilan gambar anoa.

Foto Tebing Tontonan


TEBING MANDU TONTONAN (TEBING SERAMBI MAYAT)

Kabupaten Enrekang memang menawarkan objek petualangan yang sangat menarik. Media petualangan yang sangat menantang menjadikan Kab. Enrekang sebagai idola bagi penggiat alam bebas di Sul-sel. Gunung tinggi, Gua, Tebing-tebing dengan ketinggian rata-rata diatas 100 meter adalah ciri khas daerah ini. Dearah ini juga dikenal dengan hasil pertanian yang sangat terkenal dimana-mana. Diantaranya Salak Duri, Bawang, Kentang dan hasil tani lainnya. Secara admistrati tebing ini terletak di Dusun Tontonan, Kelurahan Tanete, Kec. Anggeraja. Dan secara geografis terletak pada E = 119' 48' 40" BT dan 3' 25' 13" LS

Diantara tebing-tebing yang terdapat di enrekang, Tebing Mandu' (Tontonan) adalah tebing yang sangat menantang dari tebing-tebing yang lain. Tebing ini juga dikenal dengan kuburan tuanya yang sampai sekarang masih ada. Jejeran kuburan Tua (Mandu') yang berjejer disepanjang dasar tebing adalah sebuah warisan leluhur yang patut untuk kita jaga dengan baik. Terjalnya tebing Mandu ini jaka dilihat dengan sepintas seolah tanpa ada cacat batuan sehingga membuat para pemanjat untuk menjakinya.

Banyak para panjat tebing yang telah melakukan pemanjata ditempat ini diantaranya , KORPALA UNHAS, MAPALA POLITEKNIK, MAPALA 45 MKS, METRO EXPDTION, MAPALA UMI, TIM PUTRI SERITI dll. Diantara semua penggiat ini kegiatan yang dilakukan selalu berhasil. Dan yang sangat spektakuler adalah Pengibaran Merah Mutih oleh Mapala Politeknik memperingati kemerdekaan RI- 63 2008. Mapala Politeknik juga menjadi organisasi yang paling sering melakukan pemanjatan ditebing ini.



Tebing ini berada tepat dipinggir jalan poros sehingga hampir seluruh masyarakat mengetahui jika ada pemanjatan yang dilakukan ditempat ini. Untuk menuju ke titik pemanjatan ada hal yang menantang yang harus kita lalui yaitu menyeberangi sungai yang sedikit deras. Dari permukaan sungai ke titik pemanjatan harus dilakukukan dengan pemanjatan Artificial setinggi 20 meter dengan melewati banyak pohon-pohon kaktus yang siap menancapkan duri tajamnya ditubuh kita. Dan pemanjatan akan lebih seru jika kita menggunakan Tyrolean untuk aktivitas penyeberangan. Kekokohan dinding-dinding batu tebing Mandu akan menjadi tantangan para pemanjat.by lukman

Nama-nama Tebing di Kab. Enrekang
1. Tebing Bambapuang 170 meter, Dusun.Kotu, DEsa.Bambapuang, Kec.Anggeraja
2. Tebing Mandu'/Tontonan 140 meter, Dusun.Tontonan, Kel. Tanete, Kec. Anggeraja
3. Tebing Mammiri/Tontonan 150 meter, Dusun.Tontonan, Kel. Tanete, Kec. Anggeraja
4. Tebing Rawinta/Cakke' 120 meter, Kec. Anggeraja
5. Tebing Buntu Batu 140 meter, Dusun.Panyurak, Desa Panyurak, Kec. Pasui/Baraka
6. Tebing Lakisan 80 meter, Dusun.Kotu, DEsa.Bambapuang, Kec.Anggeraja
7. Dan lain-lain.

Kamis, 19 Februari 2009

TEBING BAMBAPUANG (STAIR WAY TO HEAVEN)


Tebing Bamba Puang terletak di Sulawesi-selatan tepatnya di Dusun Kotu, Desa Bambapuang, Kec. Anggeraja, Kab. Enrekang atau sekitar 255 km dari kota makassar. Tebing bambapuang ini dapat diakses dengan mudah dari kota makassar dengan kendaraan bermotor. Pemandangan yang eksotis adalah daya terik yang mampu menghipnotis pengunjung karena tebing bambapuang berhadapan langsung Gunung Nona (Buntu Kabobong). Buntu Kabobong ini diistilakan dengan gunung sexy karena bentuknya mirip dengan kelamin perempuan. Masyarakat yang ramah dan santun adalah ciri khas daerah setempat. Hampir 100 persen masyarakat mata pencahariannya adalah bertani. Daerah ini juga dikenal dengan penghasil pepaya disulawesi-selatan dan juga Baje' kotu. Baje Kotu' adalah makanan khas enrekang yang terbuat dari beras ketan (rido pulu').



Tempat ini tentunya sangat menarik pengunjung utamanya wisatawan mancanegara. Namun hal ini sangat disayangkan karena pemda setempat belum terlalu membuka fikiran dalam pengembangan objek wisata utamanya wisata alam bebas.



Tebing Bambapuang merupakan tebing tertinggi diantara tebing-tebing yang berada di Sulawesi-selatan. Namun dari tingkat kesulitan tebing ini adalah akses untuk menuju kaki tebing, karena harus dilalui dengan medan yang scrambling dengan jalur yang agak sedikit sulit karena terdapat banyak bebatuan lepas. Kondisi tebing juga sangat rapuh karena hampir setiap musim kemarau terjadi kebakaran yang mengakibatkan permukaan tebing menjadi rapuh. Banyak pengguat alam bebas khususnya panjat tebing yang telah melakukan kegiatan disini. Namun ntak sedikit yang mengalami kegagalan namun banyak juga yang berhasil. Tahun 1989 adalah tahun yang Naas Bagi Mahasiswa Pencinta Alam Asal Jakarta (TRI SAKTI/ARYACALA), salah seoarang seinor yang jega merangkap fotogrfher (ALM. Ali Irfan) mengalamin kecelakan/ terjatuh saat akan menjemput pemanjat yang sebentar lagi akan sampai dipuncak tebing. Dari kecelakaan ini Ali Irfan meninggal dunia.


Tahun 2002 kecelakaan kembali terjadi pada Mapala UNAS Jakarta, kecelakaan yang dialami adalah kebakaran yang membuat 3 orang pemanjat terpanggang diketinggian 130 meter. Beruntung NYawa ketiganya dapat diselamatkan namun salah seorang dari mereka mengalami luka bakar yang cukup parah. Tahun 2004 kecelakan juga dialami oleh tim XPDC Panjat Tebing asal Universitas Veteran Jakarta ( GIRGAHANA UPN JAKARTA), dimana salah seorang pemanjatnya saat itu terjatuh dan mengalami patah tulang yang cukup parah. Dari rentetan kejadian diatas ada pelajaran penting bagi penggiat panjat tebing untuk tetap berhati-hati dalam melakukan kegiatan utamanya ditempat ini. Namu dari berbagai kejadian tersebut jangan menjadikan para petualang untuk tetap menjadikan tebing Bambapuang sebagai idola.



Ketinggian tebing barada pada ketinggian (sejati) 1021 mdpl dan tinggi nisbi 170 meter. Keberadaan Tebing Bambapuang juga tidak terlepas dari cerita mitos yang diselama ini diyakini oleh masyarakat khususnya di daerah setempat. Cerita/mitos yang berkembang dimasyarakat, konon Tebing bambapuang adalah tebing yang menjulang tinggi sampai kelangit dan merupakan tempat para raja-raja dulu untuk menyimpan harta dan sebagai tangga menuju langit untuk bertemu dengan Tuhan. BambaPuang dalam Bahasa Duri (Enrekang) adalah Tangga Raja, Bamba yang berarti Tangga dan Puang berarti Raja. Didaerah tebing Bambapuang juga terdapat kerajaan tua yang diyakini adalah kerajaan pertama yang berada di Sulawesi-selatan. Kerajaan tersebut bernama Kerajaan Rura. Singkat cerita ; pada suatu saat Tuhan (Puang Matua) murka kepada masyarakat yang ada didaerah tersebut sehingga Tebing Bambapuang pun diruntuhkan. Dapat kita lihat mulai dari bambapuang berjejeran tebing-tebing sampai ke Tanah Toraja. By. Lukman.


Latimojong Istana Atap Langit


Pegunungan latimijong adalah salah satu pegunungan yang terdapat di pulau Sulawesi. Pegunungan latimijong adalah merupakan bentangan puncak-puncak gunung yang rata-rata mencapai ketinggian 2500 mdpl keatas. Pegunungan latimojong terletak disulawesi selatan, tepatnya di Kab. Enrekang, Kec. Buntu Batu (Hasil pemekaran Kec. Baraka), Desa. Latimijong. Puncak tertinggi dari pegunungan ini adalah Puncak Rante Mario yang ketinggiannya 3478 mdpl, Puncak Nene' Mori 3307 Mdpl, Puncak Rante Kambola 3084 dan masih banyak lagi puncak puncak 3000-an yang lain.

Hutan Latimojong merupakan hutan tropis yang selalu diselimuti kabut hampir setiap saat. Hutan ini juga memiliki binatang Endemik Sulawesi yaitu "ANOA". Rute Pendakian yang biasanya dilalui (Jalur normal) adalah Jalur pendakian yang melewati Dusun Karangan yang juga merupakan perkampungan terakhir. Jalur pendakian merupakan jalur/trek yang sangat panjang dan akan melewati 7 pos, pendakian biasanya ditempuh dalam waktu 2 hari.

Lebatnya belantara hutan pegunungan ini adalah salah satu daya tarik tersendiri untuk menggoda para pendaki gunung untuk menjajaki belantara ini. Jalur pendakian merupakan jalur yang terbuka karena hampir setiap saat jalur ini dilalui oleh pendaki gunung dan juga penduduk kampung yang mencari rotan hutan dan perburuan.

Mata pencaharian penduduk sekitar adalah bertani (bertani kopi). Daerah ini juga dikenal sebagai daerah penghasil kopi Arabika Terbaik di Indonesia.

Informasi Rute :

- Jarak Tempuh Makassar-Enrekang (Kec. Baraka) 280 km ( MKS-BARAKA Rp. 50.000)
- Naik Mobil dari Kec. Baraka/pasar Baraka-kampung Rante Remo 25 km (2 jam)
- Kec. Baraka-Rante Lemo Rp. 25.000
- Jalan Kaki dari Dusun Rante Lemo- Dusun Karangan/Kampung Terakhir 7 km (1 jam)
- Pos-pos Air/Camp : Pos 2, Pos 5 dan Pos 7.

by. lukman-2009